Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

CERPEN: Ayahku Seorang Sastrawan

AYAHKU SEORANG SASTRAWAN Foto oleh  Min An  dari  Pexels                      A yahmu selalu menghilang setiap senja memboyong serta mesin tik kesayangannya. Belakangan kamu tahu, beliau kabur ke toko kelontong. Di sana, beliau melentikkan jari pada mesin tik, menghabiskan berlembar-lembar kertas yang berkisah tentang malangnya kehidupan yang ia jalani. Ayahmu kerap menjual cerita sedih yang diromantisasi dan setelahnya melabeli dirinya seorang sastrawan. Kecintaan dan kecerdasannya dalam merangkai frasa memang tidak perlu disangsikan. Tapi keputusan ayahmu untuk memberi predikat sastrawan pada dirinya一menurutmu berlebihan. Tulisan beliau hanya dimuat di beberapa surat kabar lokal, tak pernah tembus sampai ke tingkat nasional. Bila disandingkan dengan sastrawan tenar pada masa itu seperti Pram, Widji Thukul atau W.S. Rendra, ayahmu hanya butiran debu. Pun, kamu tidak mengharapkan ayahmu jadi seperti mereka yang dikriminalisasi akibat gencar mengkritik rezim yang tengah berkuasa. Lagipu