Langsung ke konten utama

Halo, Al


DARI NOMOR DUA UNTUK NOMOR TIGA (1)



Meski tahun ini kita jarang bertemu, aku tahu bahwasanya waktu senantiasa berupaya untuk menumbuhkanmu. Alih-alih memintamu tumbuh dengan baik, aku lebih suka menyaksikanmu mekar bersama segenap kesadaran dan kebijaksanaan. Sungguh, dari segala matlamat, aku benar-benar ingin  kita bertukar jiwa barang sehari saja. Supaya kamu bisa merasakan betapa aku menyanyangimu. 

Selamat tahun baru, ingatlah selalu, apapun yang kamu lakukan, pintu hatiku selalu terbuka untukmu.



Note:

Ditulis pada malam tahun baru, ketika ribuan kembang api memporak-porandakan selembar langit.

#to_이긴 사람

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ESAI: Reinkarnasi dalam Perspektif Psikologi

REINKARNASI DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI Foto oleh  Tima Miroshnichenko  dari  Pexels Reinkarnasi merujuk pada kepercayaan bahwa jiwa manusia yang sudah meninggal dapat dilahirkan kembali dalam raga manusia yang berbeda dan dihadirkan pada kehidupan yang lain. Istilah reinkarnasi akrab dengan dunia psikologi. Meski demikian, reinkarnasi masih menjadi kontroversi. Perdebatan terkait istilah reinkarnasi masih sering terjadi. Pada agama tertentu, konsep reinkarnasi bahkan menjadi salah satu pilar ajaran agama. Sebut saja agama Hindu dan Buddha. Kedua agama ini percaya semua makhluk hidup akan mengalami reinkarnasi. Bukan hanya manusia, tetapi juga hewan akan mengalaminya sebagai siklus dari kehidupan. Pada agama Hindu manusia menempati strata yang paling tingggi dalam rantai kehidupan sehingga muncul keyakinan reinkarnasi tertinggi adalah hidup sebagai manusia. Bahkan dewa atau malaikat yang ingin hidupnya sempurna, musti turun ke dunia untuk menyempurnakan jiwatman-nya sehingga men

CERPEN: Ayahku Seorang Sastrawan

AYAHKU SEORANG SASTRAWAN Foto oleh  Min An  dari  Pexels                      A yahmu selalu menghilang setiap senja memboyong serta mesin tik kesayangannya. Belakangan kamu tahu, beliau kabur ke toko kelontong. Di sana, beliau melentikkan jari pada mesin tik, menghabiskan berlembar-lembar kertas yang berkisah tentang malangnya kehidupan yang ia jalani. Ayahmu kerap menjual cerita sedih yang diromantisasi dan setelahnya melabeli dirinya seorang sastrawan. Kecintaan dan kecerdasannya dalam merangkai frasa memang tidak perlu disangsikan. Tapi keputusan ayahmu untuk memberi predikat sastrawan pada dirinya一menurutmu berlebihan. Tulisan beliau hanya dimuat di beberapa surat kabar lokal, tak pernah tembus sampai ke tingkat nasional. Bila disandingkan dengan sastrawan tenar pada masa itu seperti Pram, Widji Thukul atau W.S. Rendra, ayahmu hanya butiran debu. Pun, kamu tidak mengharapkan ayahmu jadi seperti mereka yang dikriminalisasi akibat gencar mengkritik rezim yang tengah berkuasa. Lagipu

Mengenal Languishing: Fenomena Hidup Segan Mati Tak Mau dan Cara Menanggulanginya

    Foto oleh Mizuno K dari pexels Dalam hidup, ada kalanya kita dihampiri perasaan hampa dan kosong. Meski demikian, kita tidak berdiam diri dan masih memiliki cukup energi untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan yang menumpuk. Namun, kita tidak mempunyai semangat membara untuk mencetak hasil yang luar biasa seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Kemudian perasaan hampa itu membuat kita kehilangan tujuan sekaligus keceriaan terhadap hidup yang sedang dijalani, persis seperti keadaan yang digambarkan dalam pribahasa ‘ hidup segan mati tak mau .” Keyes (2002) menamai kondisi ini dengan istilah languishing .  Languishing adalah kehidupan putus asa yang tenang yang ditandai dengan perasaan kosong dan stagnansi (Keyes, 2002). American Psychological Association (APA) mendefinisikan languishing sebagai kondisi mental yang tidak sehat, yang ditandai dengan perasaan hampa, sikap apatis, ketidakberdayaan, dan hilangnya minat pada kehidupan. Kemudian, Grant (2021) menambahkan bahwa